HPK

Ditolak 6 RS, Bocah Pengguna BPJS Ini Menghembuskan Nafas Terakhir

 

Kabar duka kembali terdengar dan begitu memilukan karena seorang bocah bernama M Rizki (2,9) harus meregang nyawa.

Ini dikarenakan jaminan kesehatan BPJS yang ia gunakan tidak diterima di enam rumah sakit  besar di Tangerang dan Jakarta.
Rizki ditolak enam rumah sakit di Tangerang kota asalnya hingga Jakarta namun semua RS menolak pasien.
Sehingga Rizki terpaksa dirawat di rumah sakit swasta di Jakarta meski orangtuanya harus berhutang kesana kemari mencari biaya pendaftaran pasien umum.

Meski sempat dirawat namun nyawa Rizki tetap tidak dapat tertolong dan dia harus berpulang ke hadapan sang pencipta. Kisah sedih ini dikisahkan oleh Yuli Supriati tokoh inspiratif Nova 2015 yang bertugas dan menjadi saksi mata bagaimana ketidakadilan terjadi pada Rizki yang haknya sebagai peserta BPJS namun diabaikan rumah sakit.

Facebook Yuli Supriati
Yuli berkisah di laman facebooknya menceritakan kronologis rujukan Rizki mulai dari puskesmas hingga rumah sakit jantung terbesar di Jakarta secara halus menolak Rizki.

Meski sempat memeriksa Rizki dan mengatakan jika pasien rujukan asal Tangerang itu sehat dan hanya mengalami sesak nafas.
Rizki yang tengah berjuang dengan penyakitnya terus dioper dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.
Hingga orangtua putus asa dan kembali membawa pulang Rizki dan dirawat di rumah sakit swasta di Tanggerang hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya.

“Innalillahiwainnailaihirojiun..selamat jalan ananda M.Rizki Akbar usia 2,9 tahun,semoga menjadi malaikat buat kedua orang tuamu,berat melepas putra satu2nya ini,tp Allah lebih sayang padamu,walaupun tiap bulan ayahmu dipotong gajinya oleh perusahaan utk pembayaran BPJS tapi hakmu yg dijamin oleh Bpjs tak kau rasakan,penolakan secara halus oleh RS2 penerima BPJS kau terima,dgn berbagai alasan klise kau memulai perjalanan mendapatkan hak mu dari puskesmas Didaerah Bonang kab tangerang,sampai ke RS jantung terbesar di Jkt utk mendapatkan pelayanan kau lalui,terhitung 6 RS besar dr tangerang sampai JKT,semua kompak tak dpt melayanimu,sampai kedua orangtuamu memutuskan membawamu ke RS swasta ini,demi menyelamatkanmu ananda ,walau dgn terpaksa pontang panting mencari puluhan juta rupiah untuk membayar DP pasien umum,apakah ini adil untukmu ananda?untuk keluargamu?sungguh tidakkkk...lalu kalau seperti ini siapa yg bertanggung jawab???

sumber berita klik disini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel